BIAPF 2019 Berakhir, Semangat Harmony in Diversity Mesti Ditularkan

By Abdi Satria


nusakini.com-Mungkid-Gerak rancak sejumlah penari pria berbusana prajurit kerajaan sungguh memikat untuk disaksikan. Berlatar candi Buddha terbesar di dunia, mereka mengikuti irama cepat gamelan. 

Tak mengherankan jika Tarian Arya Penangsang itu menyita perhatian pengunjung Candi Borobudur. Sebagian besar turis domestik tidak melewatkan pertunjukan seni tersebut untuk diabadikan melalui bidikan kamera mereka. 

Selain Tarian Arya Penangsang, tujuh gadis cantik juga bergerak anggun mengikuti irama gamelan. Mengenakan kostum berwarna merah dan keemasan, mereka menampilkan Tarian Serabi Kalibeluk. Di sisi mereka, ada beberapa “tampah” bambu yang berisi kuliner khas Kabupaten Batang tersebut. Para pengunjung Candi Borobodur yang menyaksikan tarian itu semakin antusias ketika para penari membagikan serabi kalibeluk. Mereka bisa mencicipi langsung nikmatnya serabi yang konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram itu. 

Sejumlah tarian nusantara yang memeriahkan Penutupan Borobudur International Arts and Performance Festival (BIAPF) 2019 di Taman Lumbini, Minggu (7/7), sukses memesona para turis yang melancong. Penari dari berbagai daerah pun memperoleh penghargaan dari Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono yang hadir pada acara tersebut. 

“Alhamdulillah acara ini berjalan dengan baik, meriah, dan penuh kegembiraan. Pembukaannya kemarin juga sangat spektakuler dan atraksinya lebih lengkap. Saya sangat bangga dan respon masyarakat ini terlihat dari media sosial yang sangat positif,” ujarnya. 

Sri Puryono mengapresiasi segenap panitia penyelenggara, seniman, dan budayawan yang telah berpartisipasi dalam menampilkan hiburan yang begitu bermakna melalui perhelatan BIAPF 2019. Sebab, selama tiga hari, hiburan yang ditampilkan tidak hanya indah, tetapi juga penuh makna. 

“Nilai-nilainya luar biasa karena ada nilai persatuan, indahnya keragaman, kerja sama dan gotong royong, sungguh terasa dalam berbagai penampilan seni budaya. Tadi saya menikmati empat tarian terakhir, bagus sekali mulai dari Aceh, Banten, Batang dan Magelang,” lanjutnya. 

Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah itu juga mengajak masyarakat Indonesia yang berpartisipasi dalam BIAPF 2019 untuk terus mengobarkan semangat harmony in diversity. Rasa saling menghormati yang senantiasa dijunjung di tengah masyarakat yang majemuk mampu merawat keutuhan bangsa. 

“Harmony in diversity harus kita tularkan kepada orang-orang terdekat kita. Semangat persatuan dalam keanekaragaman budaya dan peradaban harus terus kita gaungkan ke seluruh dunia, sehingga tercipta kehidupan yang aman, nyaman, tentram dan sejahtera,” tegasnya. 

Sri Puryono bersyukur, penyelenggaraan BIAPF 2019 mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisata dan mendongkrak ekonomi warga sekitar. Selain menarik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara, event itu juga memberikan kesejahteraan bagi para pelaku ekonomi di sekitar Borobudur. 

“Dengan padatnya penginapan dan larisnya kuliner, maka tahun depan harus lebih menggelegar dan promosi harus lebih menarik,” bebernya. 

Mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah itu menjelaskan, evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan BIAPF 2019 akan dilakukan. Sehingga pada tahun mendatang, event tersebut dapat digelar lebih spektakuler dengan melibatkan makin banyak seniman dan budayawan mancanegara. 

“Harapan saya tahun mendatang semakin baik dan juga lebih besar dalam penyelenggaraannya. Banyak menghadirkan seniman dan budayawan dari mancanegara serta artis ternama, apalagi kalau dari luar negeri dan sudah mempunyai nama besar untuk event ini lebih greget dan meriah,” harapnya. 

Sri Puryono menambahkan, pada November mendatang juga akan dihelat Borobudur Marathon 2019. Dia ingin warga yang tinggal di sekitar Candi Borobudur menyambut event internasional tersebut dengan persiapan matang. Mereka dapat menjajakan kuliner khas kepada para peserta Borobudur Marathon untuk menambah pendapatan. 

“Sebentar lagi juga akan kita selenggarakan event Borobudur Marathon. Di Tokyo kemarin Kepala Disporapar Jateng sudah ke sana dan sudah menjadi agenda dunia. Respon masyarakat di sekitar Borobudur dan Magelang sangat positif, nanti bisa disuguhkan kepada para atlet pelari aneka kuliner,” pungkasnya.(p/ab)